Demi kamu
WARNING!!!
Cerita ini fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian semuanya hanya kebetulan dan tidak ada faktor kesengajaan. (Mungkin juga itu yg ngasih inspirasi ke aku sih :p)
“Makasih ya, kamu mau nemenin aku. Kamu baik banget sih!” kataku ketika kita selesai pesan makanan di warung lesehan sehabis nonton bareng. Kamu hanya tersenyum manis menanggapi kata-kataku. Ayo dong, ngomong sesuatu! Kalo kamu diem aja, aku nih yang bakalan ngomong. Tapi kamu tetap diam sambil melipat sapu tangan yang kamu pakai menutupi wajah saat naik motor tadi.
“Kamu tetep mau jadi temenku dan baik sama aku
Tepat seperti dugaanku, kamu menoleh kaget ke arahku saat pertanyaan tadi selesai kuucapkan. Kamu menatap lekat mataku seakan mencari kebohongan di
“Kamu gak salah makan ato minum obat
“Ya, enggak lah! Ini juga baru pesen makanan. Tuh lagi dibikinin sama masnya. Lagian aku gak sakit kok, jadi gak minum obat apapun.” Kamu membuatku tertawa dengan pertanyaanmu yang lucu. Lalu kamu ikut tersenyum melihat aku tertawa terpingkal-pingkal. Dan kekagetanmu mulai memudar seiring dengan semakin melebarnya senyumanmu.
“Habisnya pertanyaanmu aneh banget sih. Tiba-tiba lagi!” katamu sambil mengisyaratkan supaya aku berhenti tertawa.
“Aku bener-bener serius dengan pertanyaanku tadi.” kataku setelah aku tenang. Kembali aku duduk dan tersenyum tenang. “Memang belum berapa lama kita kenal dan akrab. Tapi selama ini aku merasa cocok ngobrol ma kamu. Merasa nyaman keluar ato jalan ma kamu. Meski aku tau aku belum tau semua tentang kamu tapi aku merasa bahwa aku menyukai kamu. Seperti halnya seorang wanita menyukai seorang pria tentunya. Lebih dari rasa suka sebagai seorang teman. Kamu ngerti maksudku
Wajahmu kembali menunjukkan keterkejutan. Duuhhh…kamu tuh lucu banget sih. Lihat wajahmu yang polos itu. Lihat juga bibirmu yang memerah karena tak pernah tersentuh rokok. Dan lihat matamu yang gede dengan bola mata yang berputar kesana-kemari. Ngegemesin banget tahu!
Saat itu minuman yang kita pesan datang. Segera kamu seruput es teh pesanan kamu. Kok jadi kamu yang kehausan yah? Padahal aku
“Jujur saja aku seneng banget cewek semanis kamu jatuh suka ma aku.” Duh, kamu kok bisa ngerayu juga ternyata ya. Pipiku
“Tapi ya…kamu
Duuhhh… kamu straight banget sih nolaknya. Aku
“Aku tahu kok. Aku juga sadar kamu ga bakalan bales perasaanku seperti yang aku rasakan ke kamu. Karena itulah aku suka kamu. Kamu baik kepada siapapun tetapi tetap setia menunggu seseorang yang kamu pilih. Sungguh beruntung cewek pilihanmu itu ya.” kataku setelah berhasil menata hatiku dan kembali tersenyum. Aku ga mau mewek di depan kamu. Aku dah siap ngomong jujur ke kamu dan siap dengan segala penolakanmu. Jadi aku berusaha untuk tetap tersenyum. “Aku hanya ingin ngungkapin perasaanku ke kamu. Aku gak pengen kamu dengar tentang ini dari orang lain trus kamu jadi jaga jarak sama aku. Aku gak pengen kehilangan seorang teman. Makanya aku tanya ke kamu tadi. Aku berharap kamu tetap mau jadi temanku, tetep baik ma aku meski dah tau gimana perasaan khususku ma kamu. Kamu gak usah merasa bersalah karena ga bisa bales perasaanku. Bukan salahmu
Kamu kelihatan agak berpikir. Aku tahu kamu pasti ngerasa gak enak karena tiba-tiba muncul perasaan lain di hatiku terhadap kamu. Tapi seperti yang aku omongin tadi, gak ada yang salah dengan rasa suka
Akhirnya aku bisa tersenyum lega mendengar jawabanmu itu. Juga karena bisa melihat kamu tersenyum manis. Senyum termanis darimu yang pernah aku lihat.
Ketika makanan pesanan kita datang, kitapun bisa makan dengan tenang dan berbicara seperti biasa.
***
Tetapi minggu-minggu kemudian keanehan mulai terjadi. Kamu jadi jarang membalas smsku. Kamu juga sering menghindar ketika aku menelponmu. Bahkan ketika aku minta tolong untuk ngater aku ke toko buku, kamu nolak dengan alasan kamu lembur di kantor.
Labels: fiksi
6 Comments:
ada kalanya there's something that is better not to be said :)
By
imoet, at Sat Dec 02, 08:12:00 PM 2006
bila rapat
bisa begitu dekat
buat erat
dan cintapun melekat.
haha...,
pertanda
bunga di taman
sedang kembang ni.
imiganatif
dan kreativiti
yang indah.
By
Anonymous, at Sun Dec 03, 08:10:00 AM 2006
imoet e,
bettuuulllll.....
di san e,
tengkyu :)
By
Mee, at Sun Dec 03, 07:56:00 PM 2006
bagus critanya... si cowok kok mirip.. ehm.... hihihi ga jadi deh :p
By
sus, at Mon Dec 04, 08:38:00 AM 2006
valens!!!!
kalo dah nulis komen ga boleh ga jadi gitu...harus jelas sampe akhir!!!
mirip sopo????? hayo ngomong apa gak???
kok jadi ngancam gini sih aku, hehhe:p
By
Mee, at Mon Dec 04, 08:42:00 AM 2006
ceritanya hampir mirip dengan kejadian di kehidupanku, namun saat ini aku sedang di pertengahan cerita...
harapanku, ending_nya ga sama...
By
Anonymous, at Wed Jul 01, 07:15:00 AM 2009
Post a Comment
<< Home