All about Mee in P

Friday, January 12, 2007

Hadiah yang tak tersampaikan

Panas! Sempit! Gelap!

Kenapa aku harus berada di sini? Apa yang dipikirkan tuanku ya? Dia sudah repot membungkusku sedemikian cantik, tapi akhirnya aku malah dihempaskan di sudut tempat tidur ini. Kenapa ya? Benar-benar tidak bisa dimengerti.

Ngomong-ngomong bukankah hari ini adalah hari Natal? Oh, iya! Seminggu yang lalu tuan bicara begitu kepadaku. Aku ingat waktu tuan membungkusku dengan rapi dia berkata “Seminggu lagi hari Natal lho. Saat itu kamu akan kuserahkan kepada tuanmu yang baru jadi jangan nakal ya!”

Seminggu telah berlalu dari waktu itu, berarti hari ini aku akan pergi ke tuanku yang baru. Senangnya! Seminggu ini aku tidak nakal jadi tuanku yang sekarang dan tuanku yang baru pasti akan senang.

Tapi, tapi, sekarang kan sudah malam. Kapan aku akan diserahkan kepada tuan baru? Tuanku juga tidak kelihatan. Sebenarnya ada apa sih? Tuan, kalau aku tidak segera kau serahkan kepada tuanku yang baru, Natal akan habis loh! Apakah itu bukan masalah?

Ah, itu tuanku! Tapi kok dia tampak lesu? Kenapa ya? Eh, dia melihat ke arahku! Lho! Mata tuanku kok merah? Tuan kenapa? Tuan menangis karena aku? Aku sama sekali tidak nakal kok. Aku terus menunggu di tempat yang gelap, sempit dan panas ini. Apakah tuan tetap marah kepadaku meski aku sudah tenang dan tidak nakal?

“Loh, kamu kenapa di pojokan begitu? Jangan-jangan aku tidak memperhatikanmu ya? Maaf ya…”

Tuanku ini memang baik. Jadi dia bukan dengan sengaja meletakkan aku di sudut tempat tidur kan?

“Eng… aku pernah mengatakan bahwa kamu hari ini akan kuserahkan kepada tuanmu yang baru kan? Sebenarnya aku akan menyerahkanmu hari ini. Tapi…tuanmu yang baru sangat sibuk dan tidak bisa datang ke tempat kita. Terus hari ini, tuanmu yang baru pergi ke kota lain untuk bekerja. Jadi hari ini aku tidak bisa menyerahkanmu. Maaf ya…. Aku benar-benar minta maaf. Aku pasti akan menyerahkanmu kepadanya, jadi kamu jangan nakal dan tetaplah menunggu seperti selama ini ya. Kamu tidak marah kan?”

Begitu ternyata. Karena itu tuanku tampak lesu hari ini. Rupanya karena aku tidak bisa bertemu dengan tuan baruku hari ini. Aku juga ingin segera bertemu dengan tuan baruku tapi tidak apa-apa meskipun hari ini aku akan bersama tuan. Tuan tadi mengatakan “pasti aku serahkan”, jadi aku akan menunggu dengan manis sampai saat itu tiba. Karena itu, tuan jangan menangis lagi. Tersenyumlah kembali. Kita harus percaya bahwa saat itu akan tiba.


Terjemahan dari “Watasenai purezento” tulisan Emmy Indah P

Labels:

1 Comments:

  • gimana komentarnya baca cerita ini?
    dah kerasa belum kegalauan hari di 'hadiah'?

    di cerita aslinya aku nulis dalam bahasa anak2 yg manja tapi di sini kok kesan manjanya gak kerasa ya? ternyata bener2 susah nerjemahin sebuah cerita :(

    siapa pun yg ingin baca versi aslinya (bhs jepang) silahkan hub saya dan tolong bagi alamat imel yg bisa baca huruf jepang

    By Blogger Mee, at Fri Jan 12, 09:58:00 PM 2007  

Post a Comment

<< Home